Ibu, Kasihmu Tak Terbatas

Diposting oleh Mediana on 8:59:00 PM

Ibu...


Bagi saya ibu merupakan sosok orang yang akan selalu peduli dan menyayangi anaknya.

Saya akan membagikan kisah terindah bersama ibu. 

Sebelum itu, saya ingin memperkenalkan sosok ibu saya yang sederhana. Ibu saya tidak bekerja di kantoran, dia hanyalah ibu rumah tangga yang mengurusi ketiga anak, suami, dan kedua anjingnya. Ibu saya pintar membuat kue. Oleh karena itu, selalu ada pesanan kue yang diperolehnya tiap minggu. Meski tidak memiliki toko, para customer dapat datang langsung ke rumah menceritakan bentuk kue apa yang diinginkan atau melalui telepon. Di sela-sela kesibukannya membuat pesanan kue, ibu sangat peduli dan sayang sekali pada anak-anaknya. Tiap pagi, sebelum sekolah, ia selalu menyediakan sarapan bergizi dengan memberikan kue basah ataupun roti yang dibuat olehnya pagi-pagi buta, jam 3 pagi. Di kala senggang, ibu juga suka berkebun, ia sangat menyukai anggrek. Sekarang ketiga anaknya sudah dewasa, dua telah menyelesaikan kuliah dan bekerja, sedangkan satu lagi dalam masa kuliah, yaitu saya sendiri, berkelana di kota Gading Serpong, terpisah dari orangtua. Tidak ada tanggungan biaya lain, kecuali untuk ibu dari ibu saya sendiri yang berada di Panti Jompo Bakti Kasih Sitti Anna.



 Mengapa ditempatkan di panti jompo? Nenek saya  jatuh enam tahun lalu sehingga mengakibatkan tulangnya patah. Pada waktu nenek di rumah sakit, ibu menjaganya dengan baik, tapi ibu sendiri tidak memperhatikan kesehatannya, sehingga sepulang dari rumah sakit, ibu terlihat sangat kurus. Nenek tidak dapat lagi berjalan karena akan membuatnya kesakitan. Nenek saya taat beribadah di gereja, tapi karena kejadian tersebut tidak mungkin dapat membawanya ke gereja. Di Panti Jompo Bakti Kasih Sitti Anna tersebut sudah tersedia kapel (rumah ibadah), sehingga apabila dibawa ke kapel dari kamar panti tersebut tinggal menggunakan kursi roda saja. Ibu saya merasa dia disana akan lebih bahagia, di panti tersebut, diadakan ibadah selama 4x sehari. Foto di samping atas :ibu, nenek, ayah di panti jompo.


Yang membuat saya sangat kagum kepada ibu adalah ia melakukan semua pekerjaan rumahnya sendiri, mulai dari mencuci, mengepel, menyetrika, dan memasak. Setiap pagi, ia ke pasar dekat rumah membeli bahan makanan dengan baju sederhana yang lusuh dan sandal jepitnya yang sudah usang. Ibu sangat cinta pada anak-anaknya, ia lebih rela makan porsi lebih sedikit agar anak-anaknya memiliki porsi makanan lebih banyak. Selain itu, ia seperti juru masak karena dapat mewujudkan makanan yang anaknya minta. Sewaktu melihat foto ibu masih muda, ia terlihat cantik dan putih. Tetapi sekarang kulit ibu tidaklah putih seperti di iklan karena mengantar jemput anaknya yang dulu masih kecil ke sekolah dengan berjalan kaki menempuh teriknya matahari sementara ayah bekerja di kantor. Selain itu, terlihat beberapa luka bakar di tangannya yang diakibatkan api oven dari kue yang dipanggangnya selama berjam-jam saat memutar balik kue itu agar adonannya matang merata. 

Salah satu karya kue ibu


Ada kisah yang tak akan pernah saya lupakan antara saya dan ibu. Sewaktu saya masih TK, saya terpisah dari rombongan TK untuk menonton pertunjukkan. Sewaktu jam pulang sekolah, ibu tidak melihat saya ada di kelas, ibu sangat panik, ia pun dapat kabar bahwa semua anak TK sedang menonton pertunjukkan. Setibanya rombongan tersebut pulang ke sekolah, saya tidak ada. Ibu pun kian panik, mencari saya. 
Saya yang sejak awal sudah terpisah hanya bisa menangis dari kejauhan melihat pertunjukkan yang sedang berlangsung tersebut. Karena terlalu banyak anak TK sekolah lain yang menonton pertunjukkan tersebut, saya tidak dapat mencari rombongan saya seorang diri.
Usai pertunjukkan tersebut, ada seorang guru dari sekolah lain yang datang menemani saya yang sedang menangis. Ia pun menghubungi pihak sekolah saya dan mengabarkan kepada ibu saya bahwa saya masih ada dalam gedung pertunjukkan tersebut. Kemudian ibu pun segera datang menjemput saya. Saya tidak terlalu mengingat kejadian ini secara persis karena saya masih kecil, tapi ibulah yang menceritakan semua hal ini pada saya. Ia merasa sangat khawatir kehilangan saya pada waktu itu.

Kisah ibu saya ini tak ayalnya mirip dengan salah satu buku yakni Please Look After Mom, seorang sosok yang sederhana, giat bekerja, dan membahagiakan anak-anaknya. Setelah membaca Please Look After Mom karya Kyung Sook Shin terbitan Gramedia Pustaka Utama ini, membuat saya lebih sadar bahwa kita sebagai anak, belum tentu mengenal ibu kita lebih jauh. Ada masih banyak kisah ibu yang belum pernah kita ketahui. Kita haruslah menyayangi orang tua terutama ibu, yang setia mendampingi kita pada saat sakit, bermain, dan belajar. Jangan sampai setelah dia hilang, kita menyesal karena belum dapat membalas jasanya atau mewujudkan keinginannya. Padahal dari kecil, ia sudah sangat berusaha mewujudkan impian kita.

0 komentar: